RESENSI
BUKU
Judul
buku : Filsafat Ilmu (Mengurai Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan)
Penulis : Prof.Dr. Ahmad Tafsir
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya – Bandung
Tahun Terbit : 2010
Cetakan : V
Ukuran buku : 22 cm x16 cm
Jumlah
halaman: 247 halaman
Harga
buku : Rp.
40.300,-
Mistik:
Ilmu Hitam vs Ilmu Putih
Sebut saja Prof. Dr. Ahmad Tafsir, guru besar
pada fakultas tarbiyyah Bandung ini lebih menyukai tulisan bertema pendidikan
dan filsafat. Lahir di Bengkulu tahun 1942. Bermula dari ketertarikannya dengan
agama, dari sekolah Rakyat kemudian melanjutka PGA (pendidikan guru agama di
Fakultas Tarbiyyah IAIN Yogyakarta. Tidak berhenti di sana, beliau mengambil S2
dan pada tahun 1987 sudah mendapatkan gelar doktornya.
selain buku-buku filsafat lainnnya
seperti Filsafat Ilmu: Menuju Pengetahuan Mistik, filsafat Umum, Akal dan
Hati Sejak Thales sampai Capra, salah satu bukunya yang sangat
menarik dan tidak membuat pembaca bosan untuk kembali mengulang-ngulang
membacanya adalah buku Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi pengetahuan. Buku fenomental yang sudah cetak ulang lima kali ini
memberikan pandangan luas mengenai makna pengetahuan. Pembaca dapat
membedakan Ilmu dan pengetahuan, dan menguak pengetahuan dengan menggunakan
ukuran isi Al-Qur’an sehingga membentuk kapling pengetahuan yang dijabarkan
secara sederhana oleh penulis.
Lebih menariknya lagi, buku ini memuat
uraian mengenai perbedaan makna logis dan rasioanal. Dua kata
yang acap kali mempunyai kemiripan makna, namun penulis membedakannya. Penulis
juga membagi pengetahuan manusia pada tiga kapling yaitu pengetahuan sain,
pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik. Penulis menjelaskan
setiap kapling tersebut dengan ontologi, epistemologi dan aksiologi beserta
contoh-contoh yang dapat diterima oleh akal manusia.
Penjelasan pada bab terakhirnya
benar-benar memutar akal manusia, pembaca diajak mempercayai adanya Mistik.
Pengetahuan mistik yang merupakan pengetahuan
supra-rasional tentang objek supra-rasional, menurut penulis merupakan
pengetahuan yang tidak dapat dapahami oleh rasio yang terkadang memiliki bukti
empiris dan non-empiris. Ukuran kebenaran Mistik pun berbeda dengan pengetahuan
sain dan pengetahuan filsafat. Bila teori sain rasional dan ada bukti empiris,
maka teori itu benar. Bila teori filsafat logis maka teori itu benar. Sedangkan
ukuran kebenaran mistik diukur dengan berbagai ukuran, yaitu bila pengetahuan
mistik itu berasal dari Tuhan maka ukurannya ialah teks Tuhan yang menyebutkan
demikian. Seperti adanya Surga dan neraka, maka kebenarannya adalah Teks
Al-Qur’an yang menyatakan adanya surga dan neraka. Mistik juga dapat diukur
dengan bukti empiris seperti kebal, orang kebal dapat dibuktikan dengan
kulitnya tidak mempan ditusuk jarum. Banyak contoh lain mengenai pengetahua
mistik. Beberapa contoh pengetahuan mistik dipaparkan penulis beserta bagaimana
cara memperoleh ilmu mistik tersebut, seperti ilmu laduni, jangjawokan,
sihir, ilmu kebal, santet, pelet, debus, nyambat, dan ilmu kanuragaan.
Semua contoh tersebut dapat menjadi ilmu putih dan ilmu hitam tergantung maksud
dan tata cara pemakaian ilmu mistik tersebut.
Dari setiap keunikan dan kelebihan
sebuah buku, pastilah ada rumput yang tidak selalu hijau, karena menurut
pepatah, rumput tetangga lebih hijau dari rumput pekarangan sendiri,
jelasnya tidak ada gading yang tidak retak. Jilidan buku yang kurang kuat membuat pembaca
perlu berhati-hati dalam membuka tiap lembaran-lembarannya. Penulis juga sering
menggunakan kata dus, yang untuk sebagian pembaca tidak mengetahui
maksud makna kata tersebut. Namun, secara umum, dengan berbagai revisi yang
sudah dilkukan penulis, buku ini sangat membantu dalam memahami pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar