Ilmu
merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara
terbuka oleh masyarakat.
Jikalau hasil penemuan perseorangan tersebut memenuhi syarat-syarat keilmuan
maka ia akan diterima sebagai bagian dari kumpulan ilmu pengetahuan dan dapat
digunakan dalam masyarakat.
Timbulnya
dilema-dilema nurani yang mengakibatkan konflik berkembangnya ilmu
(pengetahuan) dengan moral, kemudian muncul teori etika, tetapi juga tidak bisa
serta merta menjadi pegangan untuk mempertanggungjawaban pengambilan keputusan.
Meski demikan, teori etika memberikan kerangka analisis bagi pengembangan ilmu
agar tidak melanggar penghormatan terhadap martabat kemanusiaan.
1. Peran
moral adalah mengingatkan agar ilmu boleh berkembang secara optimal, tetapi
ketika dihadapkan pada masalah penerapan atau penggunaannya harus memperhatikan
segi kemanusiaan baik pada tataran individu maupun kelompok.
2. Peran
moral berimplikasi pada signifikansi tanggung jawab, yakni tanggungjawab moral
dan sosial. Dalam konteks ini, tanggungjawab moral menyangkut pemikiran bahwa
ilmuwan tidak lepas dari tanggungjawab aplikasi ilmu yang dikembangkannya.
Bahwa ilmu tersebut harus diaplikasikan untuk hal-hal yang benar, bukan untuk
merusak manusia.
3. Dari sisi
tanggung jawab sosial, ilmuwan memiliki dan memahami secara utuh tentang
kesadaran bahwa ilmuwan adalah manusia yang hidup atau berada di tengah-tengah
manusia lainnya.
4. Perlunya
ilmu dan moral (bagian dari suatu kebudayaan yang dikembangkan dan digunakan
manusia) seyogyanya berjalan seiring. Ketika manusia mengaplikasikan hasil
pengembangan ilmu dalam format penemuan (pengetahuan) atau teknologi baru,
moral akan mengikuti atau mengawalnya. Hal tersebut dimaksudkan bagi
kepentingan penghormatan atas martabat kemanusiaan.
Dewasa ini
ilmu bahkan sudah berada di ambang kemajuan yang mempengaruhi reproduksi
dan penciptaan manusia itu sendiri. Jadi bukan saja menimbulkan gejala
dehumanisasi namun bahkan kemungkinan mengubah hakikat kemanusiaan itu sendiri,
atau dengan perkataan lain, ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu
manusia mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan mengubah hakikat
kemanusiaan itu sendiri, atau dengan perkataan lain ilmu bukan lagi merupakan
sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun juga menciptakan
tujuan hidup itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar